🍁3 Alasan Pentingnya Obsesi Tinggi/ Uluwwuh Himmah🍁
1. Hanya orang-orang yang memiliki uluwwuh himmah yang akan kuat mengemban beban yang berat.
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Seorang pendaki jalan ke surga mesti memiliki semangat tinggi yang akan memudahkan dan mengantarkan ke tujuan. Juga perlu ilmu yang akan menerangi dan menunjukkan jalannya."
2. Uluwwuh himmah yang akan mengukur manusia secara umum dan para perindu surga khususnya.
Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Allah swt akan melihat hati dan amal kalian." (HR. Muslim)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan maksud hadits tsb, "Manusia berperingkat atau diklasifikasikan berdasarkan semangat mereka dan bukan karena rupa mereka."
3. Umat saat ini memerlukan orang-orang yang berobsesi meraih surga Allah Swt, disaat kebanyakan orang terbuai dengan dunia.
Penyair Palestina melantunkan syair:
"Maka siapa lagi yang akan mengangkat umat yang tengah tenggelam, jika kita juga termasuk yang tenggelam (dlm kemaksiatan dan kemalasan)"
🍁Ciri-Ciri Orang yang Berobsesi Tinggi🍁
1. Tidak terhenti jika mendapat halangan atau tantangan
Halangan itu bisa keterbatasan fisik, miskin, tua dll.
Lihatlah Abdullah bin Ummi Maktum r.a walaupun buta tetapi beliau datang kepada Nabi saw untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Abu Ayyub al Anshariy r.a, walaupun sudah tua, namun beliau tetap ingin jihad, anak-anaknya melarang. Namun beliau bersikeras bahkan membacakan firmam Allah Swt. "Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah."
2. Tidak banyak mengambil keringanan
Perindu surga yang memiliki obsesi tinggi tidak mencari keringanan dalam beramal. Misalnya tidak menunda waktu shalat.
Sulaiman At-Taimy berkata (wafat tahun 143H) :”Kalau engkau mengambil rukhshah setiap orang alim, maka telah berkumpul pada dirimu seluruh kejelekan”.
Maksudnya, seorang muslim akan menjadi pemalas, tidak terpacu semangatnya, jika selalu mengambil keringanan-keringana atau dispensasi dalam beramal.
3. Memperbaiki kesalahan yang lalu
Anas bin Nadhr yang gigih dalam perang Uhud sebagai penyesalan atas ketidakhadirannya saat perang Badar.
Abu Sufyan dan Karimah r.a, "Sebanyak apa harta yang aku serahkan saat menghalangi dakwah islam, maka aku ganti sejumlah harta yang sama, bahkan lebih untuk sedekah di jalan Allah Swt."
🍁Faktor yang Membuat Tinggi Obsesi Masuk Surga🍁
1. Dzikir membuat hati dan hubungan dengan Allah semakin langgeng.
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Dzikir membuat hati menjadi hidup."
2. Bersahabat dengan orang-orang yang memiliki obsesi surga
Nabi saw bersabda, "Manusia itu tergantung agama temannya, maka lihatlah dengan siapa ia bergaul."
3. Membaca sejarah orang-orang shalih
Abdullaj bin Mubarak adalah seorang tabi'ut tabiin, akan tetapi beliau "duduk" bersama para sahabat Nabi saw dengan cara membaca sejarah dan atsar mereka.
🍁Penghambat Obsesi Masuk Surga🍁
💥DOSA DAN KEMAKSIATAN💥
"Imam Ibnul Qayyim berkata:
Maksiat akan melemahkan hati dan tubuh, karena kekuatan seorang mukmin itu bersumber dari hatinya. Semakin kuat hatinya semakin kuat tubuhnya. Adapun orang fajir/pendosa, sekalipun badannya tampak kuat, namun sebenarnya ia selemah-lemah manusia.
Satu maksiat akan mengundang maksiat lainnya, sehingga terasa berat bagi si hamba untuk meninggalkan kemaksiatan. Sebagaimana ucapan sebagian salaf: “Termasuk hukuman perbuatan jelek adalah pelakunya akan jatuh ke dalam kejelekan yang lain. Dan termasuk balasan kebaikan adalah kebaikan yang lain. Seorang hamba bila berbuat satu kebaikan maka kebaikan yang lain akan berkata, ‘Lakukan pula aku.’ Bila si hamba melakukan kebaikan yang kedua tersebut, maka kebaikan ketiga akan berucap yang sama. Demikian seterusnya. Hingga menjadi berlipatgandalah keuntungannya, kian bertambahlah kebaikannya. Demikian pula kejelekan….”
Maksiat akan melemahkan hati dan secara perlahan akan melemahkan keinginan seorang hamba untuk bertaubat dari maksiat, hingga pada akhirnya keinginan taubat tersebut hilang sama sekali.
Orang yang sering berbuat dosa dan maksiat, hatinya tidak lagi merasakan jeleknya perbuatan dosa. Malah berbuat dosa telah menjadi kebiasaan. Dia tidak lagi peduli dengan pandangan manusia dan acuh dengan ucapan mereka. Bahkan ia bangga dengan maksiat yang dilakukannya."
Betapa banyak pandangan (yang haram) menghalangi seseorang dari qiyamullail.
Betapa banyak suapan makanan (yang subhat dan haram) yang menghalangi dari membaca al Quran.
Imam al Ghazali berkata, "Sebagaimana shalat menghalangi seseorang dari perbuatan keji dan mungkar, maka demikian juga kemungkaran akan menghalangi seseorang dari shalat dan kebaikan lainnya."