Senin, 17 Desember 2018

Jangan Berputus Asa dari Rahmat Allah Swt.


"Jika anda meyakini diri anda diciptakan hanya untuk meraih hal-hal yang kecil, maka anda pun hanya akan mendapatkan yang kecil-kecil saja dalam hidup ini. Tapi sebaliknya, bila anda yakin bahwa diri anda diciptakan untuk menggapai hal-hal yang besar, niscaya anda akan memiliki semangat dan tekad yang besar yang mampu menghancurkan semua aral dan hambatan. Dengan semangat itu pula anda akan dapat menembus setiap tembok penghalang dan memasuki lapangan kehidupan yg sangat luas untuk suatu tujuan yang mulia.
.
.
Ini dapat kita saksikan dalam banyak kenyataan hidup. Barangsiapa ikut lomba lari seratus meter misalnya, ia akan merasa capek tatkala telah menyelesaikannya. Lain halnya dengan seorang peserta lomba lari empat ratus meter, ia belum merasa capek tatkala sudah menempuh jarak seratus atau dua ratus meter.
.
.
Begitulah adanya, jiwa hanya akan memberi kadar semangat sesuai dengan kadar atau tingkatan sesuatu yang akan dicapai seseorang. Maka, pikirkan setiap tujuan hidup dan jangan lupa, tujuan anda itu selalu yg tinggi dan sulit dicapai.
.
.
Jangan pernah putus asa selama masih dapat mengayunkan kaki untuk menempuh langkah baru setiap harinya. Sebab, rasa putus asa, patah semangat, selalu berpandangan negatif terhadap segala sesuatu, suka mencari aib-aib dan kesalahan orang lain, dan besar mulut hanya akan menghambat langkah, menciptakan kemuraman, dan menempatkan jiwa di dalam sebuah penjara yg pengap."
.
.
-La Tahzan, Syekh 'Aidh al Qarni-

Aku Malu


Jangan pernah berhenti belajar. Bahkan pada anak kecil pun tak perlu sungkan untuk mengambil pelajarannya. Ketahuilah ketika kita berhenti belajar berarti sudah meremehkan sesuatu dan bisa jadi timbulnya noda-noda kesombongan dalam hati. .
.
Tidak perlu malu ketika membaca al Quran belum lancar. Ketika yang lain tlah selangkah lebih depan dalam urusan agama. Tetaplah berusaha untuk memperbaiki dan semangat menuntut ilmu :)
.
.
Ingatlah "Malu" ketika menuntut ilmu bukan malu pada tempatnya. Karena ketika rasa malu tersebut menghampiri maka tidak ada ilmu yang dapat diambil. .
.
"Kapan maju jika malu"

Sabtu, 01 Desember 2018

Obsesi Para Perindu Surga- Dr. H. Agus Setiawan, Lc. MA

🍁3 Alasan Pentingnya Obsesi Tinggi/ Uluwwuh Himmah🍁

1. Hanya orang-orang yang memiliki uluwwuh himmah yang akan kuat mengemban beban yang berat.
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Seorang pendaki jalan ke surga mesti memiliki semangat tinggi yang akan memudahkan dan mengantarkan ke tujuan. Juga perlu ilmu yang akan menerangi dan menunjukkan jalannya."

2. Uluwwuh himmah yang akan mengukur manusia secara umum dan para perindu surga khususnya.
Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah tidak melihat rupa dan harta kalian, tetapi Allah swt akan melihat hati dan amal kalian." (HR. Muslim)
Imam Ibnul Qayyim menjelaskan maksud hadits tsb, "Manusia berperingkat atau diklasifikasikan berdasarkan semangat mereka dan bukan karena rupa mereka."

3. Umat saat ini memerlukan orang-orang yang berobsesi meraih surga Allah Swt, disaat kebanyakan orang terbuai dengan dunia.
Penyair Palestina melantunkan syair:
"Maka siapa lagi yang akan mengangkat umat yang tengah tenggelam, jika kita juga termasuk yang tenggelam (dlm kemaksiatan dan kemalasan)"

🍁Ciri-Ciri Orang yang Berobsesi Tinggi🍁

1. Tidak terhenti jika mendapat halangan atau tantangan
Halangan itu bisa keterbatasan fisik, miskin, tua dll.
Lihatlah Abdullah bin Ummi Maktum r.a walaupun buta tetapi beliau datang kepada Nabi saw untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.
Abu Ayyub al Anshariy r.a, walaupun sudah tua, namun beliau tetap ingin jihad, anak-anaknya melarang. Namun beliau bersikeras bahkan membacakan firmam Allah Swt. "Berangkatlah kamu baik dengan rasa ringan maupun dengan rasa berat dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah."

2. Tidak banyak mengambil keringanan
Perindu surga yang memiliki obsesi tinggi tidak mencari keringanan dalam beramal. Misalnya tidak menunda waktu shalat.
Sulaiman At-Taimy berkata (wafat tahun 143H) :”Kalau engkau mengambil rukhshah setiap orang alim, maka telah berkumpul pada dirimu seluruh kejelekan”.
Maksudnya, seorang muslim akan menjadi pemalas, tidak terpacu semangatnya, jika selalu mengambil keringanan-keringana atau dispensasi dalam beramal.

3. Memperbaiki kesalahan yang lalu
Anas bin Nadhr yang gigih dalam perang Uhud sebagai penyesalan atas ketidakhadirannya saat perang Badar.
Abu Sufyan dan Karimah r.a, "Sebanyak apa harta yang aku serahkan saat menghalangi dakwah islam, maka aku ganti sejumlah harta yang sama, bahkan lebih untuk sedekah di jalan Allah Swt."

🍁Faktor yang Membuat Tinggi Obsesi Masuk Surga🍁

1. Dzikir membuat hati dan hubungan dengan Allah semakin langgeng.
Imam Ibnul Qayyim berkata, "Dzikir membuat hati menjadi hidup."

2. Bersahabat dengan orang-orang yang memiliki obsesi surga
Nabi saw bersabda, "Manusia itu tergantung agama temannya, maka lihatlah dengan siapa ia bergaul."

3. Membaca sejarah orang-orang shalih
Abdullaj bin Mubarak adalah seorang tabi'ut tabiin, akan tetapi beliau "duduk" bersama para sahabat Nabi saw dengan cara membaca sejarah dan atsar mereka.

🍁Penghambat Obsesi Masuk Surga🍁

💥DOSA DAN KEMAKSIATAN💥

"Imam Ibnul Qayyim berkata:
 Maksiat akan melemahkan hati dan tubuh, karena kekuatan seorang mukmin itu bersumber dari hatinya. Semakin kuat hatinya semakin kuat tubuhnya. Adapun orang fajir/pendosa, sekalipun badannya tampak kuat, namun sebenarnya ia selemah-lemah manusia.

Satu maksiat akan mengundang maksiat lainnya, sehingga terasa berat bagi si hamba untuk meninggalkan kemaksiatan. Sebagaimana ucapan sebagian salaf: “Termasuk hukuman perbuatan jelek adalah pelakunya akan jatuh ke dalam kejelekan yang lain. Dan termasuk balasan kebaikan adalah kebaikan yang lain. Seorang hamba bila berbuat satu kebaikan maka kebaikan yang lain akan berkata, ‘Lakukan pula aku.’ Bila si hamba melakukan kebaikan yang kedua tersebut, maka kebaikan ketiga akan berucap yang sama. Demikian seterusnya. Hingga menjadi berlipatgandalah keuntungannya, kian bertambahlah kebaikannya. Demikian pula kejelekan….”

Maksiat akan melemahkan hati dan secara perlahan akan melemahkan keinginan seorang hamba untuk bertaubat dari maksiat, hingga pada akhirnya keinginan taubat tersebut hilang sama sekali.

Orang yang sering berbuat dosa dan maksiat, hatinya tidak lagi merasakan jeleknya perbuatan dosa. Malah berbuat dosa telah menjadi kebiasaan. Dia tidak lagi peduli dengan pandangan manusia dan acuh dengan ucapan mereka. Bahkan ia bangga dengan maksiat yang dilakukannya."

Betapa banyak pandangan (yang haram) menghalangi seseorang dari qiyamullail.
Betapa banyak suapan makanan (yang subhat dan haram) yang menghalangi dari membaca al Quran.

Imam al Ghazali berkata, "Sebagaimana shalat menghalangi seseorang dari perbuatan keji dan mungkar, maka demikian juga kemungkaran akan menghalangi seseorang dari shalat dan kebaikan lainnya."

Kilas Balik Mimpi


*semoga ada yg terinspirasi dgn pengalamanku yg satu ini :)
Alhamdulillah pada tanggal 23 Maret 2018, aku dinyatakan lulus beasiswa STQ Mahasiswa Daarut Tauhiid. Perjuangan dan cita-citaku untuk hafal 30 juz baru dimulai. Aku harap tidak hanya sekadar hafal tetapi memahami maknanya dan mengamalkannya juga. Al Quran bisa menjadi pedoman hidup  jika kita memahami kandungannya bukan? Daaaaaaan aku selalu berharap bisa membangun keluarga Qur'ani. Makanya dimulai dari calon emaknya dulu hehe. Dari sekarang pun aku sudah mulai koleksi buku-buku tentang keluarga penghafal al Quran, seperti 3 Hafizh Quran Cilik Mengguncang Dunia, Dalam Dekapan Mukjizat Al Quran dan 10 Bersaudara Bintang Al Quran. Semoga patnerku kelak adalah seseorang yang memiliki semangat menegakkan syariat Islam, yang memiliki kecintaan terhadap-Nya, rasul-Nya dan terhadap al Quran, memiliki visi yang sama yaitu membangun peradaban yang dimulai dari keluarga. Keluarga yang berlandaskan al Quran dan sunnah.

Disini aku bakalan nyeritain bagaimana awal termotivasi untuk menghafal al Quran sampai aku pun berniat untuk daftar beasiswa ke DT. Ketika aku baca tulisanku empat tahun lalu, ternyata aku sudah memiliki keinginan untuk menghafal al Quran. Namun pada masa-masa itu sangat sulit rasanya untuk menghafal al Quran. Iya sulit! Karena aku ngafalinnya tiap bulan Ramadhan saja, dapet satu surat aja engga haha. Untuk pertama kalinya aku menyelesaikan hafalan sebanyak 1 juz yaitu juz 30 di Pesantren Ulul Albab pada tahun 2017. Lalu berlanjut di MataQu Persis menambah hafalan juz 1. Alhamdulillah saat ini hafalan juz 29 baru setengahnya aku setorkan kepada Ust. Gugum, asatidz di Ulul Albab.

Sebenarnya semangat untuk menghafal al Quran, tidak serta merta datang dari diri sendiri, namun datang dari program acara televisi dan teman-teman baruku. Tahun 2014 setiap bulan Ramadhan aku suka menonton tayangan "Hafidz Indonesia" dan "Hafidz Dunia". Makanya aku semangat menghafalnya hanya pada bulan Ramadhan saja. Tahun 2015 aku menonton "Musafir Ma'al Quran" yang acara tersebut dibawakan oleh Syekh Fahd Alkandary. Tahun 2016 aku bertemu dengan Rimas dan teh Tia. Mereka secara tidak langsung mengajakku untuk bersama-sama menghafal al Quran. Aku pertama kali bertemu teh Tia saat pertama masuk ke Ulul Albab. Teh Tia selalu memberi semangat agar aku bisa ikut STQ di DT, karena dia sudah lulus STQ di DT. Ma asyaa Allah. Inspirasi mulai muncul dari beberapa anggota Rimas yaitu a Ilyas dan Malik, tepatnya satu tahun yang lalu. Ketika kita bertiga menunggu pendaftaran peserta Pesantren Ramadhan di masjid. Saat menunggu, kita hanya sebentar mengobrol lalu dilanjutkan dengan murojaah dan jiyadah hafalan. Masyaa Allah mereka berdua sudah banyak hafalannya, sedangkan aku untuk menambah hafalan satu dua ayat saja dirasa sulit. Tahun 2017, kira-kira seminggu setelah Idul Fitri aku memutuskan untuk mengikuti privat bahasa Arab di Darajat, Garut. Tidak hanya belajar bahasa arab, di sana aku bertemu dengan teman baru dari Ponpes Cipari. Maa Syaa Allah mereka hafalannya sudah banyak, bahkan ada yg sudah hatam.

Sejak saat itulah semangatku terus bertambah. Benar memang, teman itu sangat mempengaruhi. Semoga Allah senantiasa melindungi kalian. Iya, kalian orang-orang yang telah menjadi jalan mendapat hidayah.

Membentuk HABITS

Pentingnya "PRACTICE" (latihan) dan "REPETITION" (pengulangan) untuk membentuk HABITS (kebiasaan). Batas minimal pembentukan habits ialah 30 hari, seperti pada bulan Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah pembentukan habits baru bagi kaum Muslim. Terbiasa membaca al Quran, shalat malam, sedekah dan yang paling terlihat adalah perubahan pola makan.

Sederhananya, untuk membentuk habits baru, maka kita harus melakukan practice dan repetition selama 30 hari berturut-turut secara konsisten, tanpa ketinggalan satu hari pun. Karena habits berarti pembiasaan dan pembiasaan memerlukan konsisten.
و كان أحب الذين اليه ما داوم عليه صاحبه
"Sesungguhnya amalan yang paling disukai Allah yaitu yang dikerjakan terus menerus." (HR. Bukhari dan Muslim)

Membentuk habits tidak sama seperti membalikkan telapak tangan. Perlu waktu dan tenaga sebelum kita nyaman dengan kebiasaan baru kita. Yang jelas harus ditekankan, bahwa keberhasilan bukan terletak lebih banyak pada motivasi, tapi pada pengkondisian. Practice dan repetition adalah kuncinya.

Dalam buku Habits - Felix  Siauw

Senin, 15 Januari 2018

Perahu Kertas

Sebagaimana dalam „perahu kertas“, kehadiranmu.
Terimakasih, telah merangkulku hingga memiliki banyak teman.
Terimakasih, atas ilmu yang diberikan cuma-Cuma.
Terimakasih, sampai saat ini masih menjaga rahasiaku.
Terimakasih, untuk tidak mempermalukanku.
Terimakasih, atas teguran yang membuatku sadar.
Maaf, karena keisenganku.
Maaf, karena pelupaku.
Maaf, karena kekanak-kanakanku.

Rabu, 06 September 2017

Sahabat

Sahabat...
Sejuta makna yang tak terungkap
Tangis dan tawa tlah terlewati
Suka dan duka tlah dihadapi
Semua itu menyatukan kita
Kita yang awalnya tidak saling mengenal
Bahkan tidak terlintas sedikitpun bisa dipertemukan
Pada akhirnya kita bisa menjadi sebuah keluarga


Sahabat..
Kepala kita berbeda-beda
Wajar saja bila berbeda pendapat
Itu adalah warna kehidupan
Perlu memakluminya untuk menjaga persaudaraan kita
Jangan sampai terputus hanya karna ucapan lisan


Sahabat..
Walaupun kelak kita tak bersama lagi
Namun hati kita akan saling terpaut
Karna tujuan kita sama tujuan kita satu
Mencari ridho-Nya
Semoga kita tetap menjadi sahabat di dunia dan di akhirat

Harap bersabar

بسم الله الر حمن الر حيم Shalihah, rasanya tak pantas jika engkau terus memikirkannya. Kamu begitu tega menduakan al Quran, kamu begi...